Teh Jati Cina untuk Jamu Pelangsing, Apakah Boleh?
Pertanyaan:
Bapak, izin bertanya, kami memiliki produk untuk memelihara berat badan dengan bahan jati cina, teh hijau dan lainnya. Bagaimana perizinannya?
Jawaban
Sebelumnya kami ucapkan terima kasih atas pertanyaan yang Anda ajukan. Untuk jenis produk Teh Jati Cina untuk Jamu Pelangsing, sebenarnya masih belum selaras dengan peraturan. Kenapa demikian?
Di dalam Peraturan Kepala Badan POM No. 9 Tahun 2017 disebutkan Larangan Memproduksi Dan Mengedarkan Obat Tradisional Yang Mengandung Cassia Senna L. Dan Rheum Officinale Dengan Klaim Untuk Menurunkan Lemak Tubuh Atau Menurunkan Berat Badan
Pada peraturan tersebut Badan POM menyertakan beberapa pertimbangan pelarangan yaitu:
1. Masyarakat perlu dilindungi dari peredaran obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu;
2. BPOM telah dilakukan pemantauan keamanan secara terus-menerus terhadap penggunaan dan peredaran obat tradisional;
3. Obat tradisional dengan klaim untuk menurunkan lemak tubuh atau menurunkan berat badan tidak boleh mengandung bahan yang bersifat laksatif dan diuretik
4. Cassia senna L. dan Rheum officinale merupakan tumbuhan yang bersifat laksatif dan diuretik yang digunakan sebagai obat tradisional dengan klaim menurunkan lemak tubuh atau menurunkan berat badan.
Menurut saya pribadi, termasuk juga dengan model penggunaan lain yang bertujuan untuk memelihara Berat badan.
Ada apa dengan Jati Cina? Kenapa tidak dibolehkan masuk sebagai bahan baku pelangsung atau dengan tujuan pemeliharaan berat badan?
Mengutip penyataan dari Ketua Umum Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) DR. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si di Kompas, bahwa teh daun jati cina sebenarnya merupakan herbal golongan pencahar. Penggunaannya itu untuk orang-orang yang konstipasi atau sulit buang air besar. Sebagai pencahar konsumsi jati cina pun seharusnya dibatasi. Maksimal hanya 7 hari.
Kalau melewati dari waktu tersebut, akan ada sejumlah risiko yang mengancam. Risiko tersebut di antaranya adalah diare yang berkepanjangan dan gangguan elektrolit. Apalagi kalau dikonsumsi selama sebulan lebih bisa saja liver dan ginjalnya rusak.
Jika seseorang mengonsumsi teh jati cina menggunakan takaran yang berlebihan, maka ia akan berisiko mengalami kerusakan organ, pendarahan di saluran cerna, timbulnya masalah liver, gangguan ginjal dan sebagainya.
Badan POM sebenarnya telah melarang produk jati cina ditawarkan sebagai obat pelangsing. Jadi kalau ada produsen atau penjual memasarkan jati cina dengan klaim untuk melangsingkan tubuh, itu sudah pasti ilegal. Karena BPOM tak pernah mengeluarkan izin untuk pemakaian daun jati cina untuk pelangsing,
Kesimpulannya, yang diperbolehkan dari jati cina adalah sebagai obat pencahar, dan itupun maksimal digunakan selama 7 hari. Bahkan ada jurnal lain yang menganjurkan penggunaan daun jati cina hanya lima hari.
Saran dari kami, mumpung masih baru diperkenalkan coba Anda sesuaikan komposisinya dengan regulasi yang ada. Pilihlah bahan selain daun teh jati cina yang pas dan selaras dengan bahan lainnya. Jangan sampai terkena oknum. Nggak enak rasanya. Sakitnya nggak cuman di hati tapi, bikin pikiran jadi kacau dan mengempeskan dompet.
Untuk melihat peraturannya bisa klik di SINI
Buat yang pengen melihat peraturan seputar Produk Obat Tradisional dan cara mengurus izin edar obat tradisional lainnya ada di SINI
Adapun untuk yang terkait dengan peraturan sarana produksi obat tradisional ada di SINI. Semoga mencukupi jawaban kami dan bermanfaat. Terima kasih
@AFJ