Nata De Coco untuk Bahan Baku Plastik
Nata De Coco untuk Bahan Baku Plastik
14 Desember 2019
Nata de Coco : Proses Pembuatan, manfaat dan Titik Kritis Kehalalannya
14 Desember 2019

Cara Pengolahan Nata DE COCO

Nata de coco merupakan salah satu produk olahan air kelapa yang sudah cukup populer di Indonesia. Di Indonesia sendiri nata de coco mulai dikenal sekitar tahun 1980-an. Hingga saat ini produk nata de coco sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, sehingga tidak heran bila nata de coco bisa ditemukan dimana saja karena produk ini bisa digunakan sebagai bahan campuran es krim, cocktail buah, sirup dan makanan ringan lainnya.

Mengolah Air Kelapa Menjadi Nata de Coco

Bahan baku utama untuk membuat nata de coco adalah air kelapa. Air kelapa yang baik untuk digunakan dalam pembuatan nata de coco adalah air kelapa yang berasal dari kelapa tua. Air kelapa yang berasal dari buah kelapa yang masih muda atau kelapa tua yang sudah bertunas tidak bisa digunakan untuk membuat nata de coco. 

Air kelapa yang digunakan untuk pembuatan nata de coco yang baik adalah yang berasal dari buah kelapa yang masih muda belum cukup mengandung mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan aktifitas bakteri Acetobacter xylinum. Sebaliknya, air kelapa yang telah bertunas mengandung minyak berlebihan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum.

Membuat Nata de Coco Berkualitas

Kualitas nata de coco yang baik ditentukan oleh beberapa elemen seperti bahan baku, penambahan sumber nitrogen, penambahan sumber karbon, starter nata, wadah fermentasi dan sanitasi. Berikut penjelasannya :

1. Bahan baku 

Bahan baku pembuatan nata de coco harus air kelapa murni, tidak tercampur air ataupun kotoran lainnya. Air kelapa tidak harus segar asalkan jangan lebih dari 8 hari penyimpanan karena telah berubah sifatnya akibat adanya fermentasi dan kontaminasi bakteri.

2. Sumber karbon

Gula dalam pembuatan nata de coco berfungsi sebagai sumber karbon atau energi. Semua jenis gula bisa digunakan sebagai sumber karbon baik itu glukosa, sukrosa, maupun maltosa. Adapun jumlah gula yang dianjurkan sebanyak 2%, karena penggunaan gula 2% akan menghasilkan rendemen nata de coco tidak jauh berbeda dengan penambahan 5%.

3. Wadah Fermentasi

Untuk mendapatkan rendemen yang tinggi sebaiknya digunakan wadah berbentuk segi empat (nampan) dengan tinggi 5 cm – 10 cm sehingga permukaan cukup luas.

4. Sanitasi

Kebersihan semua peralatan, bahan dan tempat produksi merupakan syarat mutlak untuk mencegah terjadinya kontaminasi karena bakteri Acetobacter xylinum sangat sensitif terhadap perubahan sifat-sifat fisik dan kimia lingkungan.

5. Sumber nitrogen

Nitogen merupakan salah satu bahan yang dapat merangsang pertumbuhan dan aktifitas bakteri Acetobacter xylinum. Sumber nitrogen yang biasa digunakan adalah amonium sulfat (ZA) karena mudah didapat dan relatif murah.

Namun, dengan adanya PerKa.BPOM No. 7 Tahun 2015 tentang Ammonium Sulfat_Pada Proses Pengolahan Nata De Coco yang menerangkan pelarangan penggunaan pupuk ZA dalam proses pembuatan nata de coco, oleh karena itu diperlukan sumber nitrogen alternatif yang bersumber dari tumbuhan yaitu kacang hijau, tauge, atau tahu.

Teknologi pengolahan nata de coco merupakan teknologi sederhana, namun dalam proses pembuatannya terdapat beberapa titik kritis yang harus diperhatikan.

Sumber : Pascapanen Litbang Pertanian (dengan sedikit penyesuaian)

4 Comments

  1. Helda tendean berkata:

    Sangat memberkati

  2. Hamzah berkata:

    Ok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *